-->

Pohon Tala’: Pohon Yang Serba Guna

Jufri Daeng Nigga | 12:50 PM | |
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Selain kuda dan garam, Kabupaten Jeneponto juga terkenal dengan Tala’nya. Itu sangat wajar, karena memang Jeneponto merupakan salah satu Kabupaten di Sulawesi Selatan yang tergolong kering dan tandus. Sementara pohon tala’ hanya bisa tumbuh di wilayah yang semacam itu.
Keberadaan pohon tala’ di wilayah ini, merupakan berkah tersendiri bagi sebagian masyarakat Jeneponto, terutama bagi yang mendiami wilayah pedesaan bagian selatan sebelum pesisir. Itu karena pohon tala’ memiliki manfaat dan kegunaan yang cukup banyak dibanding pepohonan lainnya. Bahkan bisa dikatakan, pohon tala’ adalah pohon serba guna. Karena mulai dari batang, buah, daun, hingga tetesan airnya, dapat diolah untuk dimanfaatkan hasilnya.
Pohon tala’ sangat mudah kita jumpai di wilayah ini. Jaraknya pun cukup berdekatan antara satu dengan lainnya. Bahkan kita dapat menyaksikan jejeran pohon tala’ di titik wilayah tertentu, yang menghadirkan pemandangan tersendiri bagi yang melihatnya.
Tapi mungkin sebagian diantara kita masih belum begitu akrab dengan pohon yang satu ini, sehingga memunculkan beberapa pertanyaan yang mengusik rasa ingin tahu kita. Oleh karena itu, marilah kita simak penjelasan berikut ini agar rasa ingin tahu kita dapat sedikit terpuaskan…

Apa itu Pohon Tala’?
Tala’ adalah bahasa Makassar (Bugis) untuk pohon Lontar (Siwalan). Tala’ adalah sejenis palma yang banyak tumbuh di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Konon, pohon ini berasal dari India kemudian selanjutnya menyebar ke beberapa wilayah, termasuk Jeneponto (Turatea) dan sekitarnya.
Pohon ini terutama tumbuh di daerah-daerah kering. Di Indonesia, tala’ terutama tumbuh di bagian timur pulau Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, dan yang pasti di Sulawesi Selatan.
Pohon tala’ dapat hidup hingga umur 100 tahun atau lebih, dan mulai berbuah pada usia sekitar 20 tahun.
Di banyak daerah, pohon ini juga dikenal dengan nama-nama yang mirip, seperti lonta (Minangkabau), ental (Sunda, Jawa, Bali), taal (Madura), dun tal (Sasak), jun tal (Sumbawa), lontara (Toraja), lontoir (Ambon). Juga manggita, manggitu (Sumba) dan tua (Timor).
Pohon Tala’ adalah pohon yang kokoh dan kuat. Berbatang tunggal dengan tinggi sekitar 15-30 m dan diameter batang sekitar 60 cm. Biasanya tumbuh sendirian, tapi juga kebanyakan berkelompok dan berdekat-dekatan.
Memiliki daun yang besar memanjang, terkumpul di ujung batang dan membentuk tajuk yang membulat. Helaian daunnya serupa dengan kipas bundar, berdiameter hingga 1,5 m, bercangap sampai berbagi menjari, dengan taju anak daun selebar 5-7 cm. Sisi bawahnya keputihan oleh karena lapisan lilin.
Tangkai daunnya mencapai panjang 1 m, dengan pelepah yang lebar dan hitam di bagian atasnya. Sisi tangkainya memiliki deretan duri yang berujung dua.
Karangan bunga dalam tongkol sekitar 20-30 cm dengan tangkai sekitar 50 cm.
Buahnya bergerombol dalam tandan, hingga mencapai sekitar 20 butir. Bentuknya bulat dengan berdiameter 7-20 cm, biasanya kulit buahnya berwarna hitam kecoklatan, meskipun kadang ada juga yang berwarna kuning kecoklatan. Daging buahnya berwarna kuning bila sudah tua. Berbiji tiga butir dengan tempurung yang tebal dan keras.

Kegunaan Tala’
Daun tala’, selain digunakan sebagai media penulisan naskah lontara’ pada jaman dulu, juga sering digunakan sebagai bahan kerajinan tangan. Barang-barang kerajinan yang sering dibuat dari daun lontar antara lain adalah kipas, tikar (tappere’), topi (saraung), Bakul (baku’/kamboti’) aneka keranjang (karanjeng), tenunan untuk pakaian, dan juga sasando (alat musik tradisional di Timor).
Serat dari pelepah tala’ dapat juga dimanfaatkan. Pada masa silam, serat ini cukup banyak digunakan di Sulawesi Selatan untuk menganyam tali (otere’) atau membuat songkok, semacam tutup kepala setempat.
Kemudian, kayu dari batang lontar kerap digunakan sebagai tiang dan penyangga bangunan (benteng balla’). Selain itu juga, sampai sekarang batang tala’ yang sudah diolah, dapat dijadikan sebagai tangga pada rumah panggung (tuka’ balla’).
Untuk buahnya, selain untuk menjadi pelengkap minuman, buah tala’ juga memiliki manfaat mulai dari mempertajam pendengaran, hingga memperbanyak cairan sperma. Buah tala’ yang masih muda, juga banyak mengandung cairan sangat tinggi, serta memiliki rasa yang manis bercampur asam dan biasa diminum dalam keadaan segar.
Satu lagi, pohon tala’ memiliki keunikan tersendiri yang jarang dimiliki oleh pohon lainnya. Pada bunga jantannya yang masih muda (tu’ra), orang sering mengeriknya demi mendapatkan arak (ballo’) manis maupun pahit (kecut). Tetesan airnya, biasanya di tampung dalam sebuah wadah yang disebut tongka. Tongka ini terbuat dari bambu besar (bulo pattong) yang sudah di potong pendek.
Dari arak (ballo’) tersebut, orang sering mengolahnya menjadi gula merah (golla eja), cuka alami (cukka ballo’), dan juga sebagai minuman pelepas dahaga (ballo’ tanning). ***









Artikel Lainnya:

Tidak ada komentar:

:) :( ;) :D ;;-) :-/ :x :P :-* =(( :-O X( :7 B-) :-S #:-S 7:) :(( :)) :| /:) =)) O:-) :-B =; :-c :)] ~X( :-h :-t 8-7 I-) 8-| L-) :-a :-$ [-( :O) 8-} 2:-P (:| =P~ :-? #-o =D7 :-SS @-) :^o :-w 7:P 2):) X_X :!! \m/ :-q :-bd ^#(^ :ar!

Silahkan berkomentar secara bijak Sobat...!