Artikel berikut ini menyingkap salah satu
kebohongan umat kristiani. Kebohongan yang sudah lama dianggap sebagai suatu
kebenaran…Yah, kebohongan seputar perayaan Natal. Perayaan yang hingga hari ini
masih dianggap sebagai ajaran Yesus Kristus alias Nabi Isa…
Semoga dengan hadirnya tulisan ini, dapat
menambah wawasan kita…Selamat membaca… ‼!
=================
Sejarah Natal
Kata Natal berasal dari bahasa Latin yang
berarti lahir. Secara istilah, Natal berarti upacara yang dilakukan oleh orang
Kristen untuk memperingati hari kelahiran Isa Al Masih (yang mereka sebut Tuhan
Yesus).
Peringatan Natal baru tercetus antara tahun
325-354 M oleh Paus Liberius, yang ditetapkan tanggal 25 Desember, sekaligus
menjadi momentum penyembahan Dewa Matahari, yang kadang juga diperingati pada
tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28 April atau 18 Mei. Oleh Kaisar Konstantin, tanggal 25 Desember
tersebut akhirnya disahkan sebagai kelahiran Yesus (Natal).
Kelahiran Yesus
Menurut Bibel & Al-Quran
Untuk menyibak tabir Natal pada tanggal 25
Desember yang diyakini sebagai Hari Kelahiran Yesus, marilah kita simak apa
yang diberitakan oleh Bibel tentang kelahiran Yesus.
Sebagaimana dalam Lukas 2:1:8 dan Matius 2:1,
10, 11. (Markus dan Yohanes tidak menuliskan kisah kelahiran Yesus).
Lukas 2:1-8:
“Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh
mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali
diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua
orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.
Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret
di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari
keluarga dan keturunan Daud supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria,
tunangannya yang sedang mengandung.
Ketika mereka disitu tibalah waktunya bagi
Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang
sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya didalam palungan,
karena tidak ada tempat yang bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada
gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu
malam.”
Jadi, menurut Bibel, Yesus lahir pada masa
kekuasaan Kaisar Agustus yang saat itu sedang melaksanakan sensus penduduk (7 M
= 579 Romawi).
Yusuf, tunangan Maryam Ibu Yesus berasal dari
Betlehem, maka mereka bertugas ke sana, dan lahirlah Yesus, anak sulung Maria.
Maria membungkusnya dengan kain lampin dan membaringkannya dalam palungan
(tempat makanan sapi, domba yang terbuat dari kayu).
Peristiwa itu terjadi pada malam hari dimana
gembala sedang menjaga kawanan ternak mereka di padang rumput.
Matius 2:1, 10-11: “Sesudah Yesus dilahirkan
di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Herodus, datanglah orang-orang Majus dari
Timur ke Yerusalem. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersuka citalah
mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama
Maria, ibunya.”
Jadi menurut Matius, Yesus lahir dalam masa
pemerintahan raja Herodus yang disebut Herodus Agung yang memerintah tahun 37
SM - 4 M (749 Romawi), ditandai dengan bintang-bintang yang terlihat oleh
orang-orang Majusi dari Timur.
Cukup jelas pertentangan kedua Injil tersebut
(Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1, 10, 11) dalam menjelaskan kelahiran Yesus. Namun
begitu keduanya menolak kelahiran Yesus tanggal 25 Desember.
Penggambaran kelahiran yang ditandai dengan
bintang-bintang di langit, dan gembala yang sedang menjaga kawanan domba yang
dilepas bebas di padang rumput, beratapkan langit dengan bintang-bintangnya
yang gemerlapan, menunjukkan kondisi musim panas. Sehingga gembala berdiam di
padang rumput dengan domba-domba mereka pada malam hari untuk menghindari
sengatan matahari.
Sebab jelas 25 Desember adalah musim dingin.
Sedang suhu udara di kawasan Palestina pada bulan Desember itu sangat rendah
sehingga salju merupakan hal tidak mustahil.
Bagi yang memiliki wawasan luas, hati terbuka
dan lapang dalam mencari kebenaran, kitab suci Al Qur'an telah memberikan
jawaban tentang kelahiran Yesus (Isa Alaihissalam).
Surat Maryam, 23-25: "Maka rasa sakit
akan melahirkan anak memaksa ia (Maryam) bersandar pada pangkal pohon kurma, ia
berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi
sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan". Maka Jibril menyerunya dari
tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu
telah menjadikan anak sungai dibawahmu (untuk minum). Dan goyanglah pangkal
pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang
masak kepadamu".
Jadi menurut Al Qur'an Yesus dilahirkan pada
musim panas disaat pohon-pohon kurma berbuah dengan lebatnya.
Untuk itu perlu kita cermati pendapat sarjana
Kristen Dr. Arthus S. Peak, dalam Commentary on the Bible, seperti dikutip buku
Bible dalam Timbangan oleh Soleh A. Nahdi (hal 23): “Yesus lahir dalam bulan
Elul (bulan Yahudi), bersamaan dengan bulan: Agustus – September”.
Sementara itu Uskup Barns dalam Rise of
Christianity, seperti juga dikutip oleh Soleh A. Nahdi berpendapat sebagai
berikut: “(Kepercayaan, bahwa 25 Desember adalah hari lahir Yesus yang pasti
tidak ada buktinya. Kalau kita percaya cerita Lukas tentang hari lahir itu
dimana gembala-gembala waktu malam menjaga di padang di dekat Behtlehem, maka
hari lahir Yesus tentu tidak di musim dingin di saat suhu di negeri pengunungan
Yudea amat rendah sekali sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil.
Setelah terjadi banyak perbantahan tampaknya hari lahir tersebut diterima
penetapannya kira-kira tahun 200 Masehi).”
Pada Tahun Berapa
Yesus Lahir?
Umat Kristen beranggapan bahwa Yesus
dilahirkan pada tahun I, karena penanggalan Masehi yang dirancang oleh Dionysius
justru dibuat dan disesuaikan dengan tahun kelahiran Yesus. Namun Injil Lukas
2:1 (sudah dikutip sebelumnya) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan
Kaisar Agustus. Jadi antara tahun 27 SM - 14 M.
Sedangkan Matius 2:1 (juga telah dikutip)
menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodes Agung: tahun 37
Sebelum Masehi - 4 sesudah Masehi.
Ternyata antara pemahaman yang beredar di
kalangan umat Kristen dengan berita yang disampaikan oleh Injil, Lukas maupun
Matius, tidaklah menunjukkan suatu kepastian. Sehingga ilmuwan-ilmuwan mereka
ada yang menyatakan Yesus lahir tahun 8 SM, tahun 6 SM, dan tahun 4 M.
Antara lain seperti yang dikutip pada buku
tulisan rev. Dr. Charles Franciss Petter, MA., B.D., S.T.M. yang berjudul The
Lost Years of Jesus Revealed hal 119
sebagai berikut:
“(Pada abad ke-19 setelah terbukti dan
akhirnya diakui bahwa Herodes telah mati 4 tahun sebelum masehi dan setelah
ditetapkan, bahwa menurut cerita Matius (2:16) raja Herodes memerintahkan
pembunuhan kanak-kanak umur/dibawah umur dua tahun untuk membinasakan Yesus
yang masih bayi yang katanya bakal jadi raja orang-orang Yahudi, maka jelaslah
tanggal lahir Yesus harus digeser ke belakang, paling sedikit 4 tahun sebelum
masehi. Masa kini para sarjana lebih condong menggeserkan tanggal lahirnya
Yesus itu 5 sampai 6 tahun ke belakang tahun Masehi. Kesulitan menentukan
tanggal kelahiran Yesus, kehidupannya dan kematiannya terpaksa ditimbulkan
kembali karena adanya keterangan-keterangan yang banyak terdapat dalam
gulungan-gulungan Essene (yang terdapat di gua Qamran) malah soal-soal yang
berhubungan dengan ketuhanannya juga harus dibangkitkan kembali).”
Jadi sampai hari inipun tidak ada kejelasan
tahun berapa Yesus dilahirkan.
Asal usul Perayaan
Natal 25 Desember
Perintah untuk menyelenggarakan peringatan
Natal tidak ada dalam Bibel. Yesus tidak pernah memberikan contoh ataupun
memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan peringatan kelahirannya.
Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran
Kristen Katolik pada abad ke 4 M. Dan peringatan inipun berasal dari upacara
adat masyarakat penyembah berhala. Dimana kita ketahui bahwa abad ke-1 sampai
abad ke-4 M dunia masih dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politheisme.
Ketika Konstantin dan rakyat Romawi menjadi
penganut agama Katholik, mereka tidak mampu meninggalkan adat/budaya pagannya,
apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati hari Sunday (sun = matahari;
day = hari) yaitu kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember.
Maka supaya agama Katholik bisa diterima dalam
kehidupan masyarakat Romawi, diadakanlah sinkretisme (perpaduan
agama-budaya/penyembahan berhala), dengan cara menyatukan perayaan kelahiran
Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (Anak Tuhan = Yesus).
Maka pada konsili tahun 325 M, Konstantin
memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus.
Juga diputuskan: Pertama, hari Minggu (Sunday = hari matahari) dijadikan
pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu.
Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang
bersilang dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus, untuk
menggantikan patung Dewa Matahari.
Sesudah Kaisar Konstantin memeluk agama
Katolik pada abad ke-4 M, maka rakyat pun beramai-ramai ikut memeluk agama
Katholik.
Inilah prestasi gemilang hasil proses
sinkretisme Kristen oleh Kaisar Konstantin dengan agama paganisme politheisme
nenek moyang.
Demikian asal-usul Christmas atau Natal yang
dilestarikan oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia sampai sekarang.
Darimana Mendapat
Ajaran Tersebut?
Mari kita telusuri melalui Bibel maupun
sejarah kepercayaan paganis yang dianut oleh bangsa Babilonia kuno di dalam
kekuasaan raja Nimrod (Namrud).
H.W. Armstrong dalam bukunya The Plain Truth
About Christmas, Worldwide Church of God, California USA, 1994, menjelaskan:
“Namrud cucu Ham. Anak Nabi Nuh adalah
pendiri sistem kehidupan masyarakat Babilonia kuno. Nama Nimrod dalam bahasa
Hebrew (Ibrani) berasal dari kata "Marad" yang artinya: "Dia
membangkang atau Murtad" antara lain dengan keberaniannya mengawini ibu
kandungnya sendiri bernama "Semiramis".
Namun usia Namrud tidak sepanjang ibu
sekaligus istrinya. Maka setelah Namrud mati, Semiramis menyebarkan ajaran,
bahwa roh Namrud tetap hidup selamanya, walaupun jasadnya telah mati. Maka
dibuatlah olehnya perumpamaan pohon "Evergreen" yang tumbuh dari
sebatang kayu mati.
Maka untuk memperingati kelahirannya
dinyatakan bahwa Namrud selalu hadir di pohon Evergreen dan meninggalkan
bingkisan yang digantungkan di ranting-ranting pohon itu. Sedangkan kelahiran
Namrud dinyatakan tanggal 25 Desember. Inilah asal-usul pohon Natal.
Lebih lanjut Semiramis dianggap sebagai
"Ratu Langit" oleh rakyat Babilonia, kemudian Namrud dipuja sebagai
"anak suci dari surga".”
Putaran jaman menyatakan bahwa penyembah
berhala versi Babilonia ini berubah menjadi "Mesiah palsu", berupa
dewa "Ba’al" anak dewa matahari dengan obyek penyembahan "Ibu
dan Anak" (Semiramis dan Namrud) yang lahir kembali.
Ajaran tersebut menjalar ke negara lain: Di
Mesir berupa "Isis dan Osiris", di Asia bernama "Cybele dan
Deoius", di Roma disebut "Fortuna dan Yupiter". Bahkan di Cina,
Jepang, dan Tibet, India, Persia, Afrika, Eropa, dan Meksiko juga ditemukan
adat pemujaan terhadap dewa "Madonna" dan lain-lain.
Dewa-dewa berikut dimitoskan lahir pada
tanggal 25 Desember, dilahirkan oleh gadis perawan (tanpa bapak), mengalami
kematian (salib) dan dipercaya sebagai Juru Selamat (Penebus Dosa).
- Dewa Mithras (Mitra) di Iran, yang juga diyakini dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12 orang murid.
- Apollo, yang terkenal memiliki 12 jasa dan menguasai 12 bintang/planet.
- Hercules yang terkenal sebagai pahlawan perang tak tertandingi.
- Ba’al (dewa kesuburan) yang disembah orang-orang Israel adalah dewa penduduk asli tanah Kana’an.
- Dewa Ra, sembahan orang-orang Mesir Kuno.
Demikian juga Serapsis, Attis, Isis,
Horus,Adonis, Bacchus, Krisna, Osiris, Syamas, Kybele dan lain-lain.
Selain itu ada lagi tokoh/pahlawan pada suatu
bangsa yang oleh mereka diyakini dilahirkan oleh perawan, antara lain Zrates
(Bangsa Persia) dan Fo Hi (Bangsa Cina).
Demikian pula pahlawan-pahlawan Helenisme:
Agis, Celomenes, Eunus, Solulus, Aristonicus, Tibarius, Grocesus, Yupiter,
Minersa, Easter.
Konsep Yang Sudah Ada
Konsep/dogma agama bahwa yesus adalah anak
Tuhan, dan bahwa Tuhan mempunyai tiga pribadi, dengan sangat mudahnya diterima
oleh kalangan masyarakat Romawi, karena mereka telah memiliki konsep itu
sebelumnya. Mereka tinggal mengubah nama-nama dewa menjadi Yesus.
Maka dengan jujur Paulus mengakui bahwa
dogma-dogma tersebut hanyalah kebohongan yang sengaja dibuatnya. Kata Paulus
kepada jemaat di Roma: “Tetapi jika kebesaran Allah oleh dustaku semakin
melimpah bagi kemuliannya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang
berdosa?” (Roma 3:7).
Mengenai kemungkinan terjadinya pendustaan
itu. Yesus telah mensinyalir lewat pesannya:
“Jawab Yesus kepada mereka: Waspadalah supaya
jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan
memakai namaku dan berkata Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak
orang?.” (Matius 24:4-5).
Pandangan Bibel
Tentang Upacara Natal
Untuk mengetahui pandangan Bibel tentang
perayaan Natal, kita telaah Yeremia 10:2-4:
"Beginilah firman Tuhan: "Janganlah
biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap
tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang
disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang
ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang
kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak, orang memperkuatnya dengan
paku dan palu supaya jangan goyang."
Selanjutnya mari kita simak penjelasan dalam
Yeremia 10:5:
"Berhala itu sama seperti orang-orangan
di kebun mentimun. Tidak dapat berbicara, orang harus mengangkatnya, sebab
tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat
berbuat jahat, dan berbuat baik pun dia tidak dapat."
Sumber-sumber Kristen
Yang Menolak Natal
Catholic Encyclopedia, edisi 1911 tentang
Christmas: “Natal bukanlah upacara gereja yang pertama... melainkan ia di
yakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala
dan jatuh pada bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus."
Dalam buku yang sama, tentang "Natal
Day" dinyatakan: "Di dalam
kitab suci tidak ada seorangpun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan
perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja
(seperti Fir'aun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke
dunia ini."
Encyclopedia Britanica, edisi 1946
menyatakan: “Natal bukanlah upacara
gereja abad pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah
menyelenggarakannya, dan Bible juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini
diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.”
Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944,
menyatakan: "Menurut para ahli,
pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada
umumnya umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja,
dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut". (Perjamuan
Suci, yang termaktub dalam kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang
kematian Yesus Kristus) ... Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran
Yesus, mulai diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 M, Gereja Barat
memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang
diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari "Kelahiran Dewa
Matahari". Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran
Yesus."
Tidak ada komentar:
Silahkan berkomentar secara bijak Sobat...!