-->

ASAL MULA KERAJAAN BINAMU (Bag. 1)

Jufri Daeng Nigga | 9:42 PM | |
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Assalamu Alaikum sa'ribattang semuanya...
Untuk tulisan yang satu ini, Jufri Daeng Nigga akan menyuguhkannya secara berseri karena di samping pembahasannya yang cukup panjang, juga membutuhkan waktu menulis yang cukup melelahkan. Harap maklum sa'ribattang... Karena disamping ngeblog, Jufri Daeng Nigga juga punya aktifitas lain yang jauh lebih urgen dan berebut minta untuk dituntaskan...
So, kita langsung saja simak tulisan berikut ini...!

Pada Mulanya Adalah “KARE”
Dulu, pemerintahan pertama yang terbentuk di Butta Turatea adalah bentuk pemerintahan “KARE”. Sebuah bentuk pemerintahan pada zaman dulu, yang diberikan kewenangan untuk mengatur pemerintahan sendiri di Butta Turatea atas pemberian kekuasaan dari Sombayya ri Gowa. Pemerintahan ini tidak berdiri sendiri dan otonom, tapi berada dibawah kekuasaan Kerajaan Gowa.
Sebagaimana lazimnya sebuah ke-Kare-an, maka setiap tahun orang-orang di Turatea dikirim ke Gowa untuk bekerja bakti demi kepentingan kerajaan. Ini merupakan salah satu upeti atau tanda pengabdian pemerintahan Kare kepada Sombayya ri Gowa.
Tercatat dalam sejarah, bahwa yang pertama kali diangkat menjadi Kare di Turatea adalah INDRA BAJI. Seorang Kare yang tidak diketahui asal usulnya, sehingga masyarakat pada waktu itu cenderung mengaitkannya dengan konsep TUMANURUNG. Begitu juga kematian dan kuburannya tidak diketahui oleh masyarakat, sehingga masyarakat sering menyebutnya “Tusayanga ri Kalabbiranna” (Orang yang Raib di Kemuliaannya).
Pusat pemerintahan Kare Indra Baji berada di wilayah Layu, sehingga lebih dikenal dengan nama Kare Layu. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa Kare Layu berasal dari nama putri Indra Baji, yaitu I Layu.
Selain di Layu, di Butta Turatea juga dibentuk beberapa Kare yang lain dalam wilayah yang berbeda, yakni:
  1. Kare Kalimporo di Tana Toa;
  2. Kare Tina’ro di Tina’ro;
  3. Kare Balang di Balang;
  4. Kare Manjangloe di Manjangloe;
  5. Kare Ballarompo di Ballarompo; dan
  6. Kare Tolo' di Tolo'.

Semua kare ini mengabdi kepada kekuasaan Sombayya ri Gowa.
Setelah Indra Baji wafat, maka putri satu-satunya yaitu I Layu diangkat menjadi Kare yang ke 2 oleh Raja Gowa. Bersama-sama suaminya, Pari’ba Daeng Nyento’, I Layu melanjutkan pemerintahan ke-Kare-an di Layu. Tapi lama kelamaan, atas persetujuan Sombayya ri Gowa, tampuk pemerintahan diserahkan kepada Pari’ba Daeng Nyento’ karena dinilai lebih cerdas dan lebih cakap dalam memimpin. Oleh karena itu, Pari’ba Daeng Nyento’ menjabat sebagai Kare ke 3 di wilayah Layu.
Buah perkawinan antara I Layu dengan Pari’ba Daeng Nyento’ menghasilkan beberapa orang anak, diantaranya: Gaukang Daeng Riolo (anak sulung), dan Nunneng (anak bungsu yang kelak melanjutkan kepemimpinan Pari’ba Daeng Nyento’ di Layu). Selain itu, ada juga anaknya yang ke Kare Balang, Ke Boyong, ke Tolo, dan ke Rumbia…<Insya Allah lanjut ke bag. 2>

Artikel Lainnya:

4 komentar:

  1. Dear Sir; I like your website.Want to exchange info with you about the kerajaan Binamu,Laikang dan Bangkala.Info until 2014.I am peneliti kerajaan2 Indonesia.I need info and pictures for my ensiklopedi kerajaan2 Indonesia 2016.Thank you. Salam hormat: DP Tick facebook: Donald Tick pusaka.tick@#kpnmail.nl

    BalasHapus
  2. Kami cucu I Lompo daeng Raja Raja ke-19 dan ponakan H.Mattewakang daeng Raja Raja ke-21,sangat benar penulisan anda dan terima kasih atas dimuatnya ke karena namun.belum sempurna sejarah terbentuknya ke karena dan kerajaan Binamu,terima kasih

    BalasHapus
  3. Kare Balang Tidak Pernah Mengabdi di kerajaan binamu.kalaupun kemudian ada Gallarrang yg jadi orang setia kerajaan binamu pada masa gallarrang siapa namax.

    BalasHapus
  4. Kare balang punya pemerintahan sendiri..

    BalasHapus

Silahkan berkomentar secara bijak Sobat...!