Di
Makassar, ada sebuah kebiasaan menarik yang sering dilakukan oleh ibu-ibu
sesaat sebelum bayinya tertidur. Sang ibu akan melantunkan sebuah nyanyian
pengantar tidur, yang dinyanyikan tanpa iringan alat musik dengan syair-syair
tertentu dalam bahasa Makassar, sambil sang bayi di ayun-ayun secara perlahan
hingga matanya terpejam. Nyanyian tersebut dikalangan masyarakat Makassar
disebut: ROYONG.
Royong,
merupakan sebuah karya sastra lisan yang konon konsepnya bermula dari hadirnya
Tumanurung di Butta Gowa. Adalah dayang-dayang pengiring Tumanurung lah, yang
diyakini sebagai pelantun pertama Royong hingga mereka kembali ke langit
setelah kelahiran Karaeng Tumasalangga Baraya, putra yang lahir dari hasil
perkawinan Tumanurung dengan Karaeng Bayo di Gowa.
Oleh
karena itu, Royong dikenal bukan hanya sebagai tembang pengantar tidur sang
bayi, tapi juga berfungsi sebagai nyanyian sakral dalam ritual upacara adat
tertentu. Seperti upacara pernikahan, sunatan/khitanan, aqiqah, dan upacara
penolak bala.
Dalam
hal upacara adat ini, Royong sering dinyanyikan oleh perempuan-perempuan tua
dengan iringan musik tradisional tertentu, seperti: ana’ baccing (dua besi
kecil yang saling dipukul), curiga (rantai yang saling dipukul), ganrang
(gendang), pui’pui, dekkang, dan lain sebagainya.
Sebagai
karya sastra yang berbentuk lisan, Royong cenderung eksklusif karena hanya
diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya oleh
para keluarga Paroyong. Baik melalui penunjukan secara gaib oleh arwah leluhur
melalui proses kesurupan, juga melalui proses hafalan yang dipahamkan ke dalam
hati orang yang terpilih mendapatkan kalimat royong. Tapi meskipun demikian,
ada beberapa kalimat royong yang berhasil didokumentasikan dalam bentuk naskah,
diantaranya royong appatinro ana', royong pakkio' sumanga', royong a'bu'bu
bunting dan lain sebagainya.
Sisi
lain dari Royong adalah mengenai kepercayaan masyarakat Makassar tentang
fungsi, khasiat dan efek dari royong. Konon, Royong dapat menyembuhkan suatu
penyakit, menolak bala, dan lain sebagainya. Hal ini dapat kita pahami jika
melihat kalimat-kalimat royong itu sendiri yang menyerupai sebuah do’a dan
harapan kepada Yang Maha Kuasa tentang sesuatu hal. Untuk fungsi ini, ada
beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebagai prasyarat Royong, yakni:
- Air putih 1 gelas;
- Tai Bani (lilin berwarna merah) dua buah; Bermakna sebagai penerang, baik untuk pelaksana hajatan maupun pelaksana ritual (pa’royong).
- Doe’ Ja’jakkang (uang hajatan); Uang ini sebagai simbolisasi pappakalabbiri kepada pelaku ritual atas pekerjaannya.
- Leko Sikabba (daun sirih satu ikat), beserta kapur dan rappo sikabba (buah pinang satu ikat); Daun sirih dengan pinang seikat memiliki makna a’lekoki na’nikillaeki rappo yang mengandung arti bahwa jika pohon itu berdaun, diupayakan untuk berbuah. Jika melakukan hajatan, maka pelaksana hajatan mengharapkan apa yang dicita-citakan dapat terwujud.
- Pa’dupang (tempat kayu bara untuk membakar kemenyan);
- Kumanynyang (kemenyan);
- Berasa si gantang (beras 4 liter);
- Golla Eja na Kaluku (gula merah dan kelapa) masing-masing 1 buah;
- Kaeng Kebo’ (kain putih); Sebagai pembungkus peralatan ritual, merupakan simbol bahwa suatu upacara dimulai dengan kesucian (putih), agar apa yang diinginkan dapat tercapai dengan baik, dan agar upacara berlangsung dengan baik
- Tambako (tembakau/rokok)
Setelah
semua ja’jakkang tersebut sudah tersedia, maka pelaksanaan Royong untuk hajatan
tertentu pun dimulai.
Melihat
penjelasan di atas, maka setidak-tidaknya ada 4 macam fungsi Royong, yaitu:
(1). Sebagai pengantar tidur; (2). Sebagai pengundang rezeki dan penolak bala
atau penangkal malapetaka; (3). Sebagai pengesahan suatu adat atau tata cara
kebiasaan kelompok masyarakat Makassar; dan (4). Sebagai media pendidikan budi
pekerti atau pemahaman norma-norma positif kepada generasi penerus.
Selanjutnya,
dalam kaitannya dengan strata sosial masyarakat Makassar, ternyata tidak semua
lapisan masyarakat dapat diroyongkan. Dari 4 golongan masyarakat Makassar
(Sombayya, Karaeng, Daeng/Tomaradeka, dan Ata), yang dapat diroyongkan adalah
hanya sombayya, karaeng dan anak Tomaradeka di daerah itu.
Oleh
karena itu, Royong juga hanya dikenal memiliki 3 tingkatan, yaitu: Royong Bajo
(untuk keluarga Sombayya), Royong Karaeng, dan Royong Daeng. Kalangan budak
(ata) tidak memiliki royong untuk keluarga mereka.
Baiklah,
sebelum tulisan ini diakhiri. Ada baiknya saya cantumkan contoh Royong berikut
ini:
Royong Pengantar
Tidur I
======================
Ana'
tinro mako naung, pakaselaki matannu..
Mata
ta'do'do', pa'lungang manakku tommi..
I
Baso sallang lompo, na'bayuang se're bori…
Manna
tanjari, punna kaleleang mamo…
Ana'…
tinro mako naung, pakaselaki matannu..
Ambangungko
nai', te'ne tommi pa'mai'nu…
(Tidurlah
anakku sayang, lelapkanlah matamu…
Mata
mengantuk, bantal pun telah merindukanmu..
Bila
nanti engkau dewasa, menjadi kekasih seluruh alam…
walau
tak jadi, asalkan sudah terbagi…
Tidurlah
anakku sayang, lelapkanlah matamu…
Bila
nanti engkau bangun, bahagia sudah perasaanmu...)
***
Royong Pengantar
Tidur II
======================
Cui
la ilau'mene…
manri'ba'
sikayu-kayu mene
situntung-tuntungang
ri
passimbangenna Makka, ri alla'na Arapa
ri
butta nisingarria…
manngagaang
ri Sapa, nammalo ri Marawa,
ada
menei makkio', ala kenna mappasengka
tulusu'mami
mantama, attawapa' ri ka'bayya
ha'ji
ri baetullayya…
nikio'mi
ri sehea, nitayomi ri pakkihia
kurru
mae sumanga'nu, anak battu rite'nea
kutimbangiko
doing, kurappoiko barakka'
napappokoki,
pa’balle iballe nakkilolonna…
ilena
gulu'battanna, nasikuntumo numera
teamako
ma'je'ne' mata, namate'nemo pa'mai'…
***
(Dari
beberapa sumber)
apa bedanya royong dengan kelong-kelong?
BalasHapusapa bedanya royong dengan kelong-kelong?
BalasHapusMasukkan komentar Anda...ada yg tau syairnya toengi bambo'?
BalasHapussy hanya ingat dua kalimat pertama..
toengi baambo de'..
toengi tanrang rapponna..
...
...
Toengi bambo' de'
HapusToengi bambo' de'
Toengi tanre' rapponna malledong
Tanre' rapponna de'
Tanre' rapponna de'
Tanre' paddingkolinganna malledong
Toengi bambo de' 2x
BalasHapusToengi toengna makedong
Tappu toeng na de' 2x
Sitappukang kelongna maledong.
Toengi bambo de' 2x
BalasHapusToengi toengna makedong
Tappu toeng na de' 2x
Sitappukang kelongna maledong.
Apa perbedaan yang spesifik antara royong dengan dondo?
BalasHapusDondo' itu khusus lagu tidur sementara royong biasa juga didendangkan saat kematian dan ada benda-benda ritualnya seperti lilin dan dupa serta sebagainya. Beda jauh sih tapi sederhananya dondo' tidak memakai lilin" dan segala macamnya dan khusus untuk menidurkan bayi.
Hapus